Minggu, 17 Mei 2009

Selamat Pagi Hujan

Di pagi yang dingin ini ku terkejut melihat kaca yang berembun dan suhu yang super dingin. Lalu ku buka pintu kamar dan duduk di kursi beranda. Kemudian ku lihat pemandangan yang sangat menakjubkan diluar sana.


Hujan gerimis yang membuat langit hanya berwarna putih, seakan bumi ini ditutupi oleh awan besar. Pepohonan didepan rumah memberi kesan asri linkungan yang sudah tidak seramah dulu.


Mendengar musik symphonic metal dan tak jelas apa yang dipikirkan, kadang mikirin sekolah, teman, dan kadang dunia musik. Mata hanya memandang pepohonan dan langit, tak teratur arah gerakannya. Oia..Yang pasti sambil sms-an lah sama orang kesayangan.


Sudah lama tak merasakan hujan gerimis di pagi hari, tenang banget karena cuaca tetap terang dan gak ada petir. Kalau di musik, kolaborasi antara vokal, gitar, bass, drum, dan instrument yang lain bersatu akan membentuk keselarasan suara yang sungguh merdu di telinga. Tapi pagi ini, kolaborasi antara pepohonan, hujan, langit, kabut, suara kendaraan, sms-an sama doi, dan musik metal bersatu menjadi sesuatu yang benar-benar susah untuk dijelaskan.


Tiba-tiba langit menjadi agak gelap dan seluruh pemandangan menjadi abu-abu, hujan pun semakin deras, batere mp3 habis, dan doi gak sms-sms. Keadaan yang awalnya indah, tiba-tiba bisa jadi seperti kehancuran, apa yang terjadi?


Loh? Hanya berlangsung beberapa menit. Tiba-tiba hujan berhenti, yang terdengar cuma suara air yang jatuh dari daun. Hhhmmm..Alurnya pun sudah mulai terbaca.


Berawal dari keindahan kemudian muncul sebuah kehancuran yang merusak semuanya dan akhirnya semua seperti menjadi baru atau seperti awal. Polos. Apakah semua ini bisa menjadi indah lagi? Ku yakin bisa, rasakan angin yang menerpa tubuh, angin itu pasti berasal dari pulau kebahagiaan yang akan membuat hati yang hancur ini menjadi indah lagi. Strange de javu. Berbahagialah..(14/5/09)

1 komentar: