Jumat, 03 Februari 2012
Pelajaran Moral dari Supir Taxi Blue Bird
Cerita ini adalah perbincangan menarik saya dengan supir taxi blue bird yang berisi pelajaran moral, mental, pengalaman, dan segala hal tentang psikologi dan politik. Perbincangan ini terjadi waktu saya pulang dari rumah saudara saya dari Fatmawati ke Depok yang cuma memakan waktu 1 jam.
Berawal dari topik-topik biasa seputar kemacetan Jakarta dan nasib supir taxi blue bird yang selalu kena omel sama operator dan customer, sampai akhirnya saya ngobrol mengenai Teknologi. Dari dulu kelebihan taxi blue bird adalah GPS-nya yang mempermudah operator melacak keberadaan supir, sehingga bisa mencari route terdekat menuju customer. Sekarang, saya baru tahu ada aplikasi Blue Bird Taxi Reservation, yang berguna untuk memesan taxi dengan cepat, kelebihannya adalah aplikasi tersebut bisa membaca keberadaan kita melalui GPS dan katanya kita juga bisa melacak taxi blue bird yang jadi calon penjemput kita. Si supir menjelaskan, kemelekan teknologi dari manajemen taxi blue bird lah yang membuat mereka menjadi perusahaan transportasi tersukses di Indonesia. Oia, aplikasi tersebut tersedia di Android Market, Blackberry App World, dan IPhone store.
Nah, berikutnya saya bertanya tentang kenapa pelayanan dari supir taxi blue bird begitu sopan dan etis, berbeda dengan yang lain. Dia menjawab untuk mau menjadi supir disini, syaratnya bukan lah pendidikan tinggi, lulusan SD dan sarjana itu dipandang sama, yang dilihat adalah kepribadian. Ada beberapa basic test ketika mendaftar, disitu ada pengetahuan tentang skill driving tentunya dan ada juga tata cara menyapa, membuka pintu, membuka garasi, sampai pelatihan moral dan mental pun diujikan. Disitu lah saya sadar, dalam hidup kita harus bisa menghormati, menerima walaupun ditindas, dan pola pikir saya juga tidak kekanak-kanakan. Tim HRD-nya bekerja sangat baik.
Lalu saya bertanya apakah HRD-nya super galak sehingga para supir taxi blue bird bisa disiplin dengan tugasnya. Dia menjawab, tidak sama sekali. Saya heran, lalu kembali bertanya tentang jika ada supir taxi blue bird yang melanggar etika, seperti menurunkan penumpang, apa tindakan dari HRD-nya? Dia menjawab, cukup dengan 3 huruf, PHK. Tapi itu terjadi jika murni kesalahan dari supirnya, dia juga pernah menurunkan penumpang karena si penumpang tidak mau membayar tol dan diduga juga tidak mau membayar taxi, meskipun awalnya diomelin sama kepala pool-nya tapi dia bisa menjelaskan kronologisnya, he saved.
Saya juga berbicara tentang manajemen perusahaan pesaing taxi blue bird, teori solusi kemacetan di jakarta, pemicu kemiskinan dan kejahatan, negri auto-pilot dan filosofi-nya tentang negri ini. Tapi karena posting-an ini sudah terlalu panjang, jadi langsung di-ending-in aja ya :D haha..
Dalam hidup, orang yang sukses bukan lah orang yang tidak punya masalah, melainkan yang berhasil menyelesaikan semua problematik hidupnya. Tapi terkadang kita tidak seberuntung orang yang punya banyak masalah, itu sebabnya kita diciptakan sebagai makhluk sosial, yang bisa mempelajari masalah dan problem solving orang lain, dengan cara BERKOMUNIKASI.
Maaf, bila tulisan saya kali ini sedikit menggurui, ambil saja yang benar dan benarkan yang salah. Saya tidak dibayar oleh taxi blue bird untuk menulis artikel ini, melainkan sekedar hanya untuk berbagi pengalaman dan pemikiran.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kadang jadi guru lebih baik dari pada cuma terus-terusan jadi murid lho hhe... :) kan cara belajar terbaik justru jadi guru *kata peneliti lho ya bukan kataku
BalasHapustapi aku baru tau sama teknologi dan hidden storynya haha... soalnya tiap naik taksi yg kutanya biasanya keluarganya sih, bukan taksinya jadi malah ngelantur ngomongin apaan tau tiap gobrol sama supir taksi, kadang politik, kadang keluarga, ya macem2... :)
hehehe
BalasHapusibu saya juga kalo naik taksi ngomongnya suka kemana-mana.
mulai dari keluarga sampe urusan politik sedikit.
hihi
@ferdinand: bener banget, dengan mengajarkan orang, ilmu kita justru semakin bertambah..
BalasHapus@srrriii: perbincangan tentang keluarga dengan supir taxi emang mainstream banget lah :D
good
BalasHapusmantap gan infonya..
BalasHapuskeren deh..
makasih gan..
haduh betul sekali tulisannya untuk menggunakan jasa taxi, jgn melihat dari warna dan tarif bawahnya saja. carilah taxi yg aman dan nyaman termasuk dgn supirnya. hehehe non kumbal ya sukses selalu
BalasHapusBetul saya juga sebagai rekan pengemudi taksi sependapat dengan penulis, karena pengemudi taksi selalu membawa penumpang dengan berlatar belakang yang beraneka ragam jadi sering bercerita macam2 dari hal politik, sosial, keluarga hingga kalo bahasanya nyambung n agak tinggi berarti pengemudi juga berlatar belakang sarjana juga pengusaha serta mantan pekerja yang di PHK...terima kasih
BalasHapus