Sabtu, 03 Oktober 2009

Reality and Prediction

Beberapa waktu lalu gue ngikutin sebuah seminar tentang Neuro Linguistic Program yang diadakan oleh Indonesia Marketing Association (IMA) cab. IT TELKOM, disana gue banyak dapet hal bagus tentang perubahan cara berpikir dan berkomunikasi tapi disini gue akan lebih spesifikin tentang cara berpikir. Mungkin artikel selanjutnya akan gue tulis tentang cara berkomunikasi.

Disana para audience ditunjukkan suatu gambar yang ditampilkan di projector, disana ada gambar kucing yang lagi duduk nyender ditembok yang disamping terdapat bir dan remote TV. Lalu sang pembicara bertanya kepada beberapa audience tentang gambar itu, banyak komentar dari audience adalah kucing yang habis minum bir dan sedang asik nonton TV.

Darisana dijelaskan oleh pembicara bahwa kita harus uptime, yaitu melihat apa yang kita lihat, bukan memprediksi apa yang kita lihat. Kita salah bila pada contoh tersebut kita anggap bahwa kucing itu sedang nonton TV dan mabuk karena kita tidak melihat kucing itu minum dan tidak ada TV digambar itu. Jadi, yang hanya bisa komentarkan hanyalah seekor kucing, bir, dan remote.

Melihat apa yang kita lihat, ini adalah cara yang sangat efektif untuk berpikir secara positif. Bila kita melihat seorang dosen yang baru masuk kelas, dia berpenampilan alis tebal naik keatas, jidad mengkerut, mulut manyun, dan mata sayu. Kita tidak boleh beranggapan bahwa ia jahat karena yang kita lihat hanyalah penampilannya, kecuali apabila beberapa detik kemudian dosen itu marah-marah, baru deh kembali kita lihat apa yang kita lihat, dosen itu memang galak.

Dengan berpikir uptime kita akan dapat hidup lebih tenang dan dapat mengendalikan suasana yang ada disekeliling kita, maka belajar lah untuk melihat apa yang realitas, bukan memprediksi apa yang kita lihat.







1 komentar: