Jumat, 18 September 2009

Aturan Membuat Orang Jadi Lebih Baik

Percaya gak aturan bisa ngebuat orang bahkan masyarakat jadi lebih baik bila itu dijalankan dengan baik? Gue yakin kebanyakan dari kita gak percaya karena kebanyakan aturan yang dibuat itu gak jelas untuk apa.

Sebagai contoh, jumlah penderita DBD di Singapur pernah melebihi jumlah penderita DBD di Jakarta, gak tau ya? Haha..Beneran loh ini, tapi setelah itu pemerintah Singapur membuat aturan kepada semua warganya agar tidak membiarkan air tergenang dimana-mana, termasuk di kamar mandi, dan Singapur akan memenjarakan orang yang melanggarnya. Dan waw! Ditahun berikutnya, tidak ada 1 orang pun yang menderita DBD di Singapur.

Lalu sekalian numpang pamer nih, IT TELKOM mewajibkan mahasiswanya untuk mengikuti organisasi dan seminar, lalu mahasiswa itu akan diberikan point dari keaktifannya itu. Bila mahasiswa tidak mencapai point minimal yang telah ditentukan, maka IT TELKOM akan menahan ijazah dan toga milik mahasiswa itu apabila sudah lulus. Dan efeknya apa? Semua mahasiswa menjadi aktif dan kampus jadi terasa hidup dengan banyaknya seminar-seminar yang diadakan oleh UKM-UKM.

Dari situ bisa kita lihat beberapa aturan yang sangat beralasan kenapa dibuat. Singapur membuat aturan itu agar mengurangi jumlah penderita DBD dan semua orang pun tahu efek positifnya. IT TELKOM membuat aturan itu agar membuat mahasiswa memiliki soft-skill yang baik dalam dunia pekerjaannya nanti dan semua mahasiswa pun dapat merasakannya langsung.

Lalu kenapa banyak orang yang suka melanggar aturan? Kalo menurut gue, subjektif nih, aturan yang dibuat suatu institusi itu sangat tidak logis dan tidak dapat dirasakan langsung oleh anggotanya. Misalnya waktu SMA kita tidak boleh rambut panjang, maksudnya apa? Rambut panjang bisa ngurangin fungsi otak gitu?

Yeap..Gue mungkin belum bisa ngasih solusi dari penyebab pelanggaran aturan itu karena gue juga sering melanggar aturan tapi paling gak artikel ini bisa jadi renungan buat kita semua agar lebih menaati peraturan yang logis. Yang gak logis? Persetan itu!




3 komentar:

  1. Nih vet... kenapa waktu sma gak boleh rambut panjang. karena rambut pendek adalah salah satu upaya untuk mengedifikasi KESAN baik di mata masyarakat umum rata2.
    Kalo kesannya baik, maka harga jual sekolah kita pun meningkat.
    Kalo harga jualnya meningkat, maka orang akan bersedia membayar mahal untuk bersekolah di situ. itu kalo dari pandangan sosio kultural dan ekonomi.

    Kalo dari segi estimologi budaya. Sekolah kita tuh menganut aliran "orang baik-baik". jadi tidak ada tuh yang namanya fashion, liberal art, dll, dkk, dsb, dst.....

    secara kita emang gak ngerasain manfaatnya langsung. TAPI........... itu adalah peluang kita untuk memainkan sebuah "GAME" di SMA. kalo anda mengerti rules dari game tersebut. maka anda akan berjaya.

    Life is a game.

    Anda bingung? ah, saya rasa anda manusia yang cerdas...

    BalasHapus
  2. nice dho, setuju gue ma lw haha..
    keren jg kalo mandang dari sisi sekolah ya..
    selama ini gue cuma ngeliat dari mata mahasiswa aja :D
    siip dah ! setubuh ma agannya !

    BalasHapus
  3. mantap gan infonya..
    keren deh..
    makasih gan..

    salam gan

    BalasHapus