Sabtu, 13 Agustus 2011
Cinta itu Seperti Lagu
Ketika kita baru mendengar sebuah lagu, kadang kita langsung menyukainya, kadang biasa-biasa aja, malah terkadang juga sangat benci. Sama seperti ketika kita bertemu seseorang yang baru dikenal.
Bila kita baru pertama bertemu seseorang dan ternyata kok orang itu terus nyangkut bergelantungan (emangnya monyet) di hati, itu lah yang disebut love in the first shit (baca: sight). Sama seperti lagu yang kita baru dengar dan langsung menyukainya, terus didengar setiap hari setiap saat, eh baru seminggu dengerin udah bosen. Cinta juga bisa seperti itu, terpikat pada pandangan pertama, cari fotonya dan memandangi setiap saat, menjadi stalker-nya, update info tentang doi, dan bisa saja setelah itu kita langsung bosen sebosen-bosennya sama dia.
Ada juga lagu yang sekali denger sudah terlanjur benci, hina, dan dengki. Baru diputer di radio, langsung diganti. Baru muncul di acara TV Dah*syat, langsung dimatiin. Baru juga ini, langsung itu. Baru juga itu, langsung ini (apaan sih?). Sama juga seperti cinta, yang awalnya kita sungguh benci melihat muka si doi, benar-benar benci. Tapi seiring berjalannya waktu, rasa benci itu bertranformasi menjadi cinta.
Itu lah lagu (baca: cinta), ada yang awalnya kita suka eh ujung-ujungnya bosen, ada yang awalnya benci eh ujung-ujungnya demen.
Tapi ada juga lagu yang terus disukai dari awal muncul sampai ke dekade-dekade berikutnya, lagu yang bisa dibilang sebagai everlasting song. Oleh karena itu, saya percaya kalau everlasting love itu ada.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Semoga cinta ku tak seprti lagu hehehe...
BalasHapuslagu itu menginterpretasikan apa-apa yang nggak bisa kita ucapkan, termasuk perasaan suka pada seseorang
BalasHapusmungkinkan ada cinta yang abadi? mungkin yang ada hanya cinta yang melegenda he he he....
BalasHapusyang penting cinta kita pada pasangan kita selalu awet dan terputus oleh kematian, dan kita kita tidak pernah menduakannya.
mantap gan infonya..
BalasHapuskeren deh..
makasih gan..