Minggu, 26 Agustus 2012

Pidato yang Mengesankan dari Steve Jobs

Beberapa hari yang lalu saya membeli buku tentang Steve Jobs dan Apple Inc, buku yang saya beli tidak begitu tebal, bahasa indonesia, dan mudah dipahami sehingga sangat menyenangkan untuk dibaca.

Ada banyak sekali hal-hal inspiratif yang patut ditiru dari seorang Steve Jobs, tapi kali ini saya mau nge-share tentang pidato yang mengesankan dari seorang Steve Jobs. Pidato yang dilakukan pada bulan juni 2005, ketika dia baru sembuh dari penyakit kanker pankreas yang sebelumnya dia divonis hanya bisa bertahan hidup selama 6 bulan lagi. Berikut adalah isi pidatonya.

"Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah cara yang paling efektif untuk berani membuat keputusan besar dalam hidup. Karena segala harapan, kebanggan, rasa malu serta ketakutan terhadap kegagalan akan tidak berarti jika dihadapkan dengan kematian. Mengingat bahwa kita akan mati adalah cara terbaik untuk menghindari pemikiran takut gagal. Tidak ada alasan untuk anda tidak mengikuti kata hati anda."

"Waktu anda sangat terbatas, jadi jangan sia-sia kan hidup anda. Jangan terperangkap oleh dogma yang membuat anda hidup di pemikiran orang lain. Jangan biarkan gangguan dari opini orang lain mengalahkan suara hati anda."

"Kematian adalah tujuan kita semua. Dan, memang harus demikian, karena kematian adalah ciptaan terbaik dari kehidupan. Ia adalah agen perubahan kehidupan. Ia membersihkan yang lama untuk membuat jalan bagi yang baru."


-Steve Jobs-

Rabu, 22 Agustus 2012

Curhat Blogger yang Masih Gagal dalam Bisnis Online

Gagal Bisnis Online
Postingan kali ini saya mau curhat aja boleh ya? Bukan tentang cinta kok, tapi tentang semangat berbisnis online dari 3 tahun lalu (2009) yang masih membara meskipun belum pernah dapat satu rupiah pun.

Daridulu banyak teman yang menawarkan untuk berbisnis, dari frenchise sampai MLM, tapi jalan itu tidak saya ambil, meski banyak kenalan yang sudah membuktikannya. Saya tetap percaya bahwa jalan hidup saya adalah di bisnis online.

Berbagai macam tipe bisnis online sudah saya coba, semua belum berhasil. Paid to Click, yang ngeklak-ngeklik tiap hari, dapet recehan, tapi nyerah dijalan, gak kuat. Paid to Review, lebih capek nulisnya daripada hasilnya, karena masih menggunakan subdomain blogspot. High Yield Invesment Program, invest hari ini, besok udah ilang programnya. Jutaan rupiah dari tahun 2009 sampai sekarang sudah terbuang begitu saja.

Banyak yang bertanya, kenapa saya masih terus berusaha di bisnis "maya" ini. Produk tidak terlihat, uang tidak terlihat. Namun saya tetap yakin bahwa saya sudah dekat dengan kesuksesan di bisnis ini. Sedikit lagi.

Saya terus belajar mengenai SEO, Blogging, Monetizing, dan sejenisnya. Banyak yang sudah dipraktekan. Website TLD pun sudah beberapa saya miliki dengan menerapkan konsep SEO di dalamnya.  Namun sekali lagi, belum menghasilkan.

Kenapa saya begitu yakin? Karena ada progress! Dulu cuma bisa modal nol, sekarang berani modal. Dulu cuma pake .blogspot atau .wordpress, sekarang sudah .com. Dulu cuma semangat diawal tapi pas menjalaninya langsung loyo, sekarang sudah bisa menjaga semangat itu.

Sekarang pun saya menemukan masalah baru, website sudah ada beberapa, SEO sudah diterapkan, riset keyword juga, tapi trafik masih sepi. Ini lah kendala baru saya kali ini. Saya tidak akan mengejar uang, tapi saya akan terus mengejar tantangan di bisnis online.

Ini Bisnis Cerdas, bung!

Minggu, 05 Agustus 2012

Artificial Friendship

Artificial Friendship
Seperti posting-an saya yang sebelumnya, sahabat ada karena kesamaan, contohnya kesamaaan kegiatan, tempat tinggal, organisasi, kepanitiaan, jurusan, dan lain-lain. Tapi semua itu terjadi karena sebuah kebetulan. Hal tersebut juga tidak akan bertahan lama jika kesamaan itu sudah hilang.

Contoh detilnya, kamu bertemu dengan teman baru di mata kuliah yang sama, kalian bermain, bercanda, ngumpul, dan nongkrong di cafe. Kamu merasa nyaman berada di lingkaran tersebut. Namun kesamaan itu cuma bertahan selama satu semester, karena semester berikutnya belum tentu akan sama.

Dilema memang, karena dengan kata lain kesamaan itu muncul oleh sebuah kebetulan. Namun mungkin kah kita menciptakan kesamaan itu dengan sengaja? Sebuah skenario, alur, dan takdir yang kita manipulasi, sehingga kita bisa membuat pertemanan yang tahan lama?

Ketika kesamaan itu sudah pergi, pertemanan yang mulai membosankan, dan tidak nyambung lagi mau ngomongin apa. Lalu kita jalankan algoritma tersebut. Dan akhirnya bisa berkumpul, have fun, dan kompak lagi.

Artificial Friendship, could it be?
Would it have the same warmth?